Home > Publikasi > Detail

Muslim Wajib Kaya: Jalan Menuju Kekuatan Umat dan Kemuliaan Akhirat

Share :
Facebook Twitter Whatsapp Email
Muslim Wajib Kaya: Jalan Menuju Kekuatan Umat dan Kemuliaan Akhirat
Muslim wajib kaya

Jakarta, 12 Juli 2025 – Narasi bahwa “Muslim wajib kaya” semakin digaungkan di berbagai majelis ilmu, seminar bisnis Islami, hingga khutbah Jumat. Wacana ini bukan sekadar motivasi materi, melainkan panggilan untuk menunaikan peran penting dalam membangun peradaban, menguatkan umat, dan menjadikan kekayaan sebagai sarana ibadah.

Dalam Islam, kekayaan bukanlah tujuan akhir, tetapi alat untuk menebar maslahat. “Tidak akan masuk surga orang yang dalam hartanya ada hak orang lain,” begitu pesan Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan dalam hadits. Inilah salah satu dasar mengapa umat Islam didorong untuk kaya: agar mampu menunaikan zakat, sedekah, dan berbagai amal sosial lainnya.

Kekayaan yang Diperintahkan
Al-Qur’an dan hadits tak pernah memuliakan kefakiran. Justru, Allah SWT mengingatkan agar umat Islam tidak menjadi beban sosial. Dalam surah Al-Jumu’ah ayat 10, Allah berfirman:

“Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah...”

Ayat ini menegaskan bahwa setelah ibadah ritual, Islam mendorong umatnya untuk bekerja keras dan mencari rezeki dengan sungguh-sungguh. Karunia Allah dalam bentuk rezeki halal adalah bagian dari misi kehidupan seorang Muslim.

Korelasi dengan Perintah Zakat
Zakat adalah rukun Islam keempat, dan ia tidak akan pernah bisa ditunaikan kecuali oleh orang yang berkecukupan atau kaya. Zakat bukan hanya membersihkan harta, tetapi juga instrumen distribusi kekayaan dalam Islam. Saat zakat ditegakkan secara benar, ia mampu menyelesaikan masalah kemiskinan sistemik di masyarakat.

Sejarah mencatat pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, zakat dikelola dengan begitu baik hingga tidak ada lagi penerima zakat karena seluruh rakyat hidup berkecukupan. Hal ini membuktikan bahwa kekayaan yang dikelola dan ditunaikan dengan syariat Islam mampu menciptakan keadilan sosial.

Manfaat Sedekah: Dunia & Akhirat
Berbeda dari zakat yang wajib, sedekah bersifat sunnah, namun pahalanya luar biasa dan keberkahannya nyata. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sedekah itu dapat memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi)

Secara ekonomi, sedekah mampu menggerakkan perputaran uang dan meningkatkan produktivitas sosial. Sedangkan secara spiritual, sedekah melatih empati, membersihkan hati dari sifat tamak, dan menjadi penolong di hari akhir.

Tak sedikit pelaku usaha Muslim yang mengaku justru bisnis mereka semakin berkembang ketika rutin bersedekah. Mereka menyadari bahwa sedekah bukanlah pengurangan, tapi investasi kepada Allah SWT.

Menjadi Kaya Adalah Amanah
Kekayaan dalam Islam tidak semata-mata tentang memiliki harta berlimpah, tetapi tentang bagaimana harta itu digunakan untuk maslahat umat. Ketika seorang Muslim menjadi kaya, ia memiliki kekuatan untuk:

Membiayai dakwah dan pendidikan Islam,

Membantu fakir miskin, anak yatim, dan kaum dhuafa,

Membangun lembaga sosial dan ekonomi yang mandiri,

Melunasi utang umat dan membebaskan mereka dari jerat riba.

Kesimpulan: Misi Menjadi Muslim Produktif dan Dermawan
Menjadi kaya adalah misi mulia bagi seorang Muslim. Kekayaan memungkinkan seseorang menunaikan kewajiban zakat, memperbanyak sedekah, dan menjadi solusi bagi permasalahan umat. Namun, kekayaan itu harus dijemput dengan cara yang halal, dikelola dengan syariat, dan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.

Sudah saatnya narasi "Muslim wajib kaya" bukan hanya jadi jargon motivasi, tapi gerakan kolektif untuk membangun kekuatan ekonomi umat, menciptakan sistem ekonomi berbasis syariah, dan memperjuangkan keadilan sosial lewat instrumen-instrumen ilahiyah: zakat, infak, dan sedekah.