Home > Publikasi > Detail

Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah Menjelang Idul Adha 1446 H

Share :
Facebook Twitter Whatsapp Email
Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah Menjelang Idul Adha 1446 H
Dok: Istimewa

Setiap tahun, bulan Dzulhijjah hadir membawa limpahan keberkahan bagi umat Islam. Bukan hanya karena di dalamnya terdapat Hari Raya Idul Adha yang agung, tetapi juga karena ada sejumlah hari istimewa yang sangat dicintai Allah, termasuk dua di antaranya yang dikenal dengan nama hari Tarwiyah dan Arafah. Momentum ini menjadi ladang amal luar biasa yang sayang jika dilewatkan begitu saja.

Bagi umat Islam yang tidak sedang menunaikan ibadah haji, Allah tetap memberikan pintu amal yang luas melalui puasa sunnah pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah 1446 H / 4 dan 5 Juni 2025, yaitu puasa Tarwiyah dan Arafah. Keduanya bukan sekadar puasa biasa, melainkan ibadah yang mampu menggugurkan dosa setahun bahkan dua tahun lamanya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits Nabi ﷺ. Maka tak heran, banyak ulama dan orang-orang saleh berlomba menghidupkan hari-hari ini dengan amal terbaik.

Lebih dari sekadar penghapus dosa, puasa Tarwiyah dan Arafah juga merupakan bentuk rasa syukur, cinta, dan penghambaan kita kepada Allah SWT. Ia adalah momen untuk memperbarui niat, memperbaiki diri, dan menyucikan jiwa menjelang hari besar Idul Adha. Maka mari kita kenali lebih dalam keutamaan dua hari ini, dan jangan sampai kita termasuk orang-orang yang menyesal karena melewatkannya.

Apa Itu Puasa Tarwiyah dan Arafah?

1. Puasa Tarwiyah

Puasa Tarwiyah dilakukan pada 8 Dzulhijjah 1446 yang pada kali ini bertepatan dengan 4 Juni 2025, yaitu hari ketika jamaah haji mempersiapkan diri untuk wukuf di Arafah. Kata tarwiyah berasal dari istilah Arab yaitu tarawwa yang berarti “mengambil bekal”, merujuk pada kebiasaan para jamaah haji zaman dahulu yang mengisi air sebagai persiapan menuju Arafah.

Meskipun hadits tentang puasa Tarwiyah tidak mencapai derajat shahih, para ulama membolehkan mengamalkannya dalam konteks fadhailul a’mal (keutamaan amal).

“Puasa pada hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah) menghapus dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) menghapus dosa dua tahun.”
(HR. al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman)

Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

“Nawaitu shauma yaumi at-tarwiyah sunnatan lillaahi ta‘aala.”

Artinya:

"Aku niat berpuasa sunnah pada hari Tarwiyah karena Allah Ta‘ala."

 

2. Puasa Arafah

Puasa Arafah dilakukan pada 9 Dzulhijjah tepat pada 5 Juni 2025, bertepatan dengan puncak pelaksanaan ibadah haji yaitu wukuf di Padang Arafah. Bagi yang tidak menunaikan haji, hari ini sangat dianjurkan untuk diisi dengan puasa sebagai bentuk pengagungan terhadap hari yang Allah muliakan.

Keutamaan puasa Arafah dijelaskan secara jelas dalam hadits shahih:

“Puasa Arafah, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya.”
(HR. Muslim no. 1162)

Niat Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

“Nawaitu shauma yaumi ‘arafah sunnatan lillaahi ta‘aala.”

Artinya:

"Aku niat berpuasa sunnah pada hari Arafah karena Allah Ta‘ala."

Bagi umat Islam yang tidak berhaji, puasa Arafah adalah salah satu peluang besar untuk mendapatkan ampunan dosa selama dua tahun. Ini adalah hadiah luar biasa dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi hamba-Nya yang bersungguh-sungguh.

Dalil Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah

Puasa Tarwiyah dan Arafah termasuk dalam sepuluh hari pertama Dzulhijjah, yang merupakan waktu paling utama dalam setahun.

“Tidak ada hari-hari di mana amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah dibandingkan sepuluh hari pertama Dzulhijjah.”
Para sahabat bertanya: “Termasuk jihad di jalan Allah?”


Rasulullah ﷺ menjawab:
“Termasuk jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya lalu tidak kembali sedikit pun.”
(HR. Bukhari no. 969)

Jangan lewatkan kesempatan mulia di dua hari istimewa ini. Puasa Tarwiyah dan Arafah adalah jalan menuju ampunan dan ridha Allah. Mari kita isi hari-hari awal Dzulhijjah dengan amal terbaik, niat yang tulus, dan hati yang bersih. Semoga Allah menerima setiap ibadah kita dan menjadikannya pemberat amal kebaikan di yaumul hisab.

Dan agar keutamaan Dzulhijjah ini benar-benar sempurna, mari tutup dengan ibadah yang paling dicintai Allah SWT di hari raya: berkurban. Setelah jiwa dibersihkan dengan puasa, saatnya hati dibuktikan dengan pengorbanan. Kurban bukan hanya syariat, tapi juga simbol kepedulian dan ketaatan. Jadikan tahun ini lebih bermakna, dengan berbagi daging, senyum, dan harapan untuk sesama. Yuk, niatkan kurban bersama kami dan tebar keberkahan hingga pelosok negeri.